Senin, 23 Mei 2011

dMasiv

 

d Masiv, grup yang dibentuk tahun 2003 ini beranggotakan Ryan (vokal), Kiki (gitar), Rama (gitar), Ray (bass), dan Wahyu (drum). Nama d Masiv mulai terkenal setelah memenangkan A Mild Live Wanted.

Album perdana mereka, PERUBAHAN dirilis tahun 2008, dengan lagu andalan Cinta Ini Membunuhku. Akhir Juni 2008, d Masiv membentuk fans club untuk menyatukan penggemar mereka, yang diberi nama Masiver.
Sempat terjadi kehebohan, saat d Masiv mengadakan konser di Papua pada 11 Februari 2009. Konser bersama grup band J-Rocks ini dikabarkan ada 'mahluk halus' yang turut menonton konser mereka. Bahkan video rekaman yang menampilkan bukti adanya 'mahluk lain' beredar di internet.

Namun, ternyata 'hantu' tersebut hanyalah efek dari backdrop panggung. Bukan penampakan 'makhluk dari dunia lain' yang ramai dibicarakan.

Meski santer dikabarkan sebagai penjiplak band lain, namun d Masiv membuktikan lewat karya-karya dan prestasi yang mereka dapatkan. Salah satunya adalah mendapat penghargaan untuk kategori Lagu Terdahsyat pada lagu Cinta Ini Membunuhku di ajang Dahsyat Awards pada 19 April 2009.

Memasuki bulan Ramadhan 2009, d Masiv mengeluarkan mini album bertajuk JANGAN MENYERAH, dengan single andalan Jangan Menyerah dan Mohon Ampun Aku.

Membuka tahun 2010, d Masiv merilis album keduanya. Album yang diberi judul PERJALANAN ini dirilis pada 6 Januari 2010 dan menggandeng pentolan Vierra, Kevin Aprilio. Dari 14 lagu di dalam album yang didukung KapanLagi.com dan Telkomsel dari sisi RBT ini, single Rindu Setengah Mati menjadi single jagoan, yang juga sukses jadi Ost. sinetron KEJORA DAN BINTANG
Vokalis Ryan d Masiv mengaku sebagai pria yang kaku. Tak hanya dalam bernyanyi, Ryan juga merasa kaku saat menjalin hubungan dengan seorang wanita.


Hubungan pacaran yang dilakukan oleh Ryan biasanya berakhir karena ketidak-cocokan. Hal inilah yang membuat kisahnya tidak bertahan lama.

"Sebenarnya nggak pernah ada masalah dalam pacaran. Cuma yang namanya berhubungan harus sama-sama nyaman, selama ini memang belum ada yang pas aja," ucapnya.

Ryan mengaku lebih fokus dengan d Masiv ketimbang mencari pendamping hidup. "Mau cari yang pas di hati, yang bisa mengerti, dan nyambung. Sampai sekarang belum dapat yang pas aja. Fokus bikin lagu, jadi nyantai aja. Nggak dikejar banget," katanya.




Minggu, 22 Mei 2011

PERSIBA Bantul

Sebagai warga Bantul (saya telah 3 tahun di Kalimantan, tetapi sampai posting ini diterbitkan masih ber KTP Sundi Kidul, Bantul)  selalu mengikuti perkembangan sepakbola dari Yogyakarta Istimewa terutama Bantul.

Pada waktu saya posting tulisan ini baru saja selesai pertandingan antara PERSIBA Bantul melawan Persidafon Papua dengan skor 5-2 untuk PERSIBA. Dan dengan bangga saya ucapkan selamat datang PERSIBA ke ISL (Indonesia Super League - Bener gax ya nulisnya) seperti yang dikatakan oleh Komentator dari ANTV yang saya saksikan siaran langsungnya pertandingan tersebut dari Kalimantan.

Tak ada jeleknya saya tuliskan sedikit tentang Persiba yang saya ketahui dan nanti mungkin ditambah lagi dengan hasil lainnya dari penjelajahan saya di Internet.


Persatuan Sepak bola Indonesia Bantul (biasa disingkat: Persiba) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berasal dari Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tim yang bermarkas di Stadion Sultan Agung ini memiliki kelompok suporter bernama Paser Bumi (Pasukan Suporter Bantul Militan).

Persiba Bantul adalah sebuah tim sepak bola yang berdiri pada tanggal 21 September 1967, dengan tujuan pokok sesuai dengan AD/ART adalah proses kelanjutan gerakan sepak bola nasional yang diawali dengan berdirinya PSSI 19 April 1930 di Yogyakarta. Sepak bola merupakan olahraga yang sangat dikenal, digemari dan telah merakyat di Indonesia, yang berupakan sarana untuk menunjang pembangunan Bangsa Indonesia khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki jasmani yang sehat dan kuat dalam rangka membawa nama baik nama bangsa Indonesia dalam percaturan bidang olaharaga nasional.

Berbekal dari keinginan masyarakat Bantul untuk melihat tim kesayangannya PERSIBA Bantul dapat berbicara di kancah sepakbola nasional, maka dari segelintir individu pecinta bola di Bantul muncullah gagasan untuk membentuk organisasi suporter modern Bantul. Sebelum Paserbumi berdiri dibentuklah PPISB (Panitia Pembentukan Ikatan Suporter Bantul) yang kemudian mendapatkan respon dari Bapak Bupati dan Pemda Kabupaten Bantul. Diadakanlah Sayembara atau Lomba Logo dan Wadah Suporter yang diadakan oleh Panitia Lomba Logo dan Wadah Suporter dari unsur Pemda dan Perwakilan PPISB.Panitia menetapkan nominasi nama wadah suporter yaitu Kaisar, Baskara, Banaspati, Paseban, Paserbumi. Dan pada tanggal 9 Mei 2004 dalam Sidang Istimewa Suporter Persiba Bantul yang diselenggarakan di gedung DPRD Kabupaten Bantul, nama PASERBUMI (Pasukan Suporter Bantul Militan) terpilih sebagai nama ikatan suporter Bantul. Pada tanggal 8 Juli 2004 Paserbumi secara resmi dikukuhkan oleh Bapak Bupati Bantul Drs. H.M. Idham Sama

Kamis, 12 Mei 2011

Penghargaan HB X sebagai Spionase jaman perjuangan

Terima kasih pada Mbah Google. Dari hasil pelacakan mbah Google saya dapat menemukan beberapa artikel ini. Semoga apa yang saya sampaikan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang kepribadian Ngarsa Dalem HB IX dan menambah keyakinan tentang Jogjakarta yang Istimewa dan menambah pengertian Penguasa sekarang terhada perjuangan Kraton dalam Hal ini Raja Jogja dan Rakyat Ngayogyakarta Hadiningrat untuk Indonesia Merdeka.

Tulisan ini saya Copy Paste dari Blog Trah Panembahan Wongsopati ing Klero dan sekaligus saya minta ijin untuk menampilkannya, semoga berkenan terima kasih.
Atas nama pribadi dan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Penghargaan ini sejatinya bukan untuk saya pribadi, tetapi untuk seluruh warga dan masyarakat Yogyakarta” begitu disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X usai menerima penghargaan tertinggi sandi negara, Sanapati Utama, dari Ketua Lembaga Sandi Negara, Mayor Jenderal Wiryono Budiharso, pada suatu acara resepsi Hari Ulang Tahun ke-64 Persandian Indonesia di Gedung Lembaga Sandi Negara, Jakarta, Rabu 7 April 2010.

Sri Sultan dan masyarakat Yogyakarta layak menerima penghargaan tersebut di atas karena berkat dukungan mereka lah, khususnya di masa-masa perang kemerdekaan, dunia persandian Indonesia tumbuh dan berkembang. Dari sejarahnya, memang dari Yogyakarta kegiatan persandian Indonesia berawal ketika Menteri Pertahanan Mr. Arif Sjarifuddin memerintahkan dr. Roebiono Kertopati ,seorang dokter di Kementerian Pertahanan, untuk membentuk badan pemberitaan rahasia yang disebut Dinas Code dan membangun pemancar radio telegrafi.

Meski dr. Roebiono hanya berbekal pengetahuan sandi minimalis, yang diperolehnya saat mengikuti kursus beberapa minggu di Kementerian Luar Negeri Belanda, pada tanggal 4 April 1946 dr. Roebiono berhasil membangun cikal bakal dinas rahasia negara yang menangani pengamanan pemberitaan, bahkan memimpin dinas rahasia ini (sekarang Lembaga Sandi Negara atau Lemsaneg) hingga akhir hayatnya. Ia berhasil mengembangkan sistem sandi awal berupa One Time Pad (OTP) sebagai sistim sandi yang tangguh.

Beberapa tempat di Yogyakarta seperti di Jalan Batanawarsa (sekarang jalan I Dewa Nyoman Oka), desa Dekso di Kabupaten Kulon Progo dan desa Banaran (5 km dari Dekso) menjadi saksi sejarah keberadaan badan pemberitaan rahasia atau persandian nasional dalam turut serta mempertahankan kemerdekaan dari upaya Belanda untuk merebut kembali Indonesia lewat agresi I dan II.

Selain membangun dinas rahasia, yang dalam perkembangannya menjadi Jawatan Sandi dan kemudian Lemsaneg, dr. Roebiono juga berhasil membangun pemancar radio telegrafi yang dapat menghubungkan para pemimpin nasional di Yogyakarta dengan para pemimpin lainnya di Jawa Barat (Tasikmalaya, Garut, Karawang, Banten dan Cirebon), Jawa Timur (Jember, Jombang, Kediri dan Mojokerto), Jawa Tengah (Solo, Purwokerto, Tegal) dan Sumatera (Pematang Siantar dan Bukit Tinggi) dan Jakarta.

Dalam semua kegiatan tersebut di atas, Sri Sultan saat itu (Hamengku Buwono IX) dan rakyat Yogyakarta bahu membahu mendukung keberadaan dinas persandian, bahkan ada yang meminjamkan beberapa tempat untuk digunakan sebagai kamar sandi. Sementara itu, dimasa kemerdekaan saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X mewarisi sikap ayahandanya untuk tetap mendukung pelaksanaan kegiatan persandian. Hal ini antara lain tampak dari pendirian Museum Sandi yang menampilkan berbagai koleksi persandian bersejarah. Museum ini dibangun atas prakarsa bersama antara Kepala Lembaga Sandi Negara RI saat itu, Mayjen TNI Nachrowi Ramli dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2006 dan diresmikan pada tanggal 29 Juli 2008.

Selain Sri Sultan Hamengku Buwono X, terdapat 4 orang lainnya yang juga menerima penghargaan Sanapati Utama yaitu Kolonel (Purn) Soemarkido (tokoh dan pelaku sejarah persandian), Laksamana Muda (Purn) Soebardo (mantan Ketua Lemsaneg), Laksamana Muda (Purn) B.O. Hutagalung (Mantan Ketua Lemsaneg), dan Mayor Jenderal (Purn) Nachrowi Ramli. Selain itu terdapat pula penerima penghargaan Sanapati 20 tahun dan Sanapati 10 tahun (masing-masing untuk yang pernah bertugas di dunia persandian selama paling kurang 20 tahun dan 10 tahun)

Sumber :  http://trahpanembahanwongsopati.blogspot.com/2010/08/penghargaan-tertinggi-sandi-negara.html

Senin, 09 Mei 2011

Perjuangan (di) Yogyakarta

Kembali pada masalah Keistimewaan Yogyakarta, agaknya pemimpin dan pembantunya yang sedang berkuasa di negara ini lupa bahwa dahulu sebelum mereka tahu tentang Indonesia (karena masih kecil atau mungkin belum dilahirkan) dua presiden kita yaitu Soekarno sang proklamator dan Presiden Pertama serta Soeharto Presiden kedua sekaligus Bapak Pembangunan itu berjuang untuk Indonesia di Jogjakarta.

Belum genap setahun Republik ini diproklamasikan, tentara sekutu menyerbu dan menduduki Jawa. Akibatnya, pada akhir 1945, situasi Jakarta sebagai ibu kota negara menjadi genting. Pasukan sekutu masuk ke Indonesia. Mereka ditugasi untuk melucuti persenjataan tentara Jepang di pasifik dan menjaga stabilitas keamanan di Indonesia.

Namun, apa lacur, proklamasi 17 Agustus 1945 yang mendeklarasikan Indonesia sebagai bangsa merdeka dan berdaulat, telah menunjukkan kenyataan lain pada sekutu. Kedatangan sekutu disambut perlawanan oleh laskar rakyat dan eks tentara PETA yang berusaha dengan gigih untuk tetap dapat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Situasi ini memaksa Presiden Soekarno bersedia memenuhi tawaran Sultan Hamengku Biwono IX. Ia kemudian memindahkan ibu kota Negara RI dari Jakarta ke Yogyakarta pada 13 Januari 1946. Dipilihnya kota Yogyakarta bukannya tanpa alasan. Pertama, alasan geografis dimana Yogyakarta tepat berada di jantung pulau Jawa. Kedua, alasan kedekatan sejarah antara Kasultanan Yogyakarta dan Kerajaan Belanda.
Dengan demikian, Yogyakarta menjadi pusat kegiatan Republik  yang tidak terganggu. Pasukan sekutu  tidak bisa dengan cepat menduduki kota Yogyakarta karena masih disibukkan dengan tugas utamanya di Jakarta.
Berbenah di Yogyakarta
Jeda waktu ini bisa dimanfaatkan oleh Tentara Republik untuk membangun markas besar dan mengkonsolidasikan pasukan. Demikian juga dengan berbagai organisasi semi-militer dan politik yang tidak terhitung banyaknya. Mereka beramai-ramai ikut pindah ke Yogyakarta.
Pada 19 Desember 1948, lagi-lagi Belanda melancarkan Agresi Militer dengan menduduki lapangan udara Maguwo. Tentara Belanda lantas merangsek masuk ke kota dan berhasil menawan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan pemimpin lain di Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Selanjutnya, para pimpinan nasional yang tertawan tersebut diasingkan ke Prapat, kemudian ke Bukit Menumbing, Bangka. Demi melihat itu, Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII meletakkan jabatan Kepala Daerah yang mereka sandang, sebagai wujud protes kepada Belanda.
Serangan Balik

Sultan Hamengku Buwono IX dan Letkol. Soeharto kemudian berinisiatif untuk menyusun rencana serangan kepada militer Belanda. Serangan ini penting dan berguna untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih eksis.

Atas kerja sama Tentara Republik dan laskar rakyat, rencana tersebut akhirnya berhasil dilaksanakan pada 1 Maret 1949, dan dikenal dengan peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret atau peristiwa 6 jam di Jogja.
Serangan ini berhasil membuka mata dunia bahwa Republik Indonesia masih ada. Akhirnya, dunia internasional bereaksi dan mengeluarkan kutukan terhadap Agresi Militer Belanda di Yogyakarta ini.
Situasi ini memaksa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk semakin kuat menekan Belanda. Akhirnya, Presiden Soekarno dan pimpinan Nasional lainnya dibebaskan, dan pada 6 Juli 1949, Presiden Soekarno sudah tiba kembali di Yogyakarta

Sumber : SBY Lupa, Soekarno dan Soeharto Berjuang Pertahankan Yogya majalahpotretindonesia.com

Rabu, 04 Mei 2011

Taman Siswa - Pendidikan Nasionalis

Taman Siswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid).Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan beliau bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru adalah:
  • Ing ngarsa sung tulada ("(yang) di depan memberi teladan/contoh")
  • Ing madya mangun karsa ("(yang)" di tengah membangun prakarsa/semangat")
  • Tut wuri handayani ("dari belakang mendukung").
Ketiga prinsip ini digabung menjadi satu rangkaian/ungkapan utuh: Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang sampai sekarang masih tetap dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Sekolah Yang bernaung di Taman Siswa mempunyai nama khusus untuk tiap tingkatannya untuk menunjukan jiwa Nasionalis dengan nama Indonesia yaitu :

Taman Indria
Taman Indria adalah sekolah taman kanak-kanak yang ada dalam sistem sekolah Taman Siswa. Istilah Taman Indria juga dikenal sebagai nama acara anak-anak yang ditayangkan di TVRI, dipandu oleh Pak Kasur dan Ibu Kasur. Acara ini mengetengahkan anak-anak yang berbakat. Mereka tampil untuk menyanyi di studio dan juga diselingi oleh pesan pendidikan.
Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
  • TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
  • TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat.
Di Indonesia, seseorang tidak diwajibkan untuk menempuh pendidikan di TK.

Di TK, siswa diberi kesempatan untuk belajar dan diberikan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan usia pada tiap-tiap tingkatannya. Siswa diajarkan mengenai hal-ihwal berikut ini:
  • Agama,
  • Budi bahasa,
  • Berhitung,
  • Membaca (mengenal aksara dan ejaan),
  • Bernyanyi,
  • Bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan teman-teman sepermainannya, dan
  • Berbagai macam keterampilan lainnya.
Tujuan TK adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya. kegiatan belajar ini dikemas dalam model belajar sambil bermain.


Taman Muda 
 Taman Muda atau Sekolah Dasar (SD) dalam sistem pendidikan Taman Siswa
Sekolah dasar (disingkat SD;Inggris:Elementary School) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat).
Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.

Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah tingkat atas disebut sebagai Europeesche Lagere School (ELS). Setelahnya, pada masa penjajahan Jepang, disebut dengan Sekolah Rakyat (SR).
Setelah Indonesia merdeka, SR berubah menjadi Sekolah Dasar (SD) pada tanggal 13 Maret 1946.

  • Sekolah dasar negeri di Indonesia umumnya menggunakan seragam putih merah untuk hari hari biasa, seragam coklat untuk pramuka/hari tertentu, dan pada sekolah-sekolah tertentu menggunakan seragam putih-putih untuk upacara bendera.
  • Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum dimulai pelajaran.

Kurikulum SD

  1. Agama
  2. Kewarganegaraan
  3. Jasmani dan Kesehatan
  4. Teknologi Informatika dan Komunikasi
  5. Bahasa Indonesia
  6. Bahasa Inggris
  7. Bahasa Daerah
  8. Bahasa Asing
  9. Matematika
  10. Ilmu Pengetahuan Alam
  11. Sejarah
  12. Ilmu Pengetahuan Sosial
  13. Seni Budaya dan Keterampilan

Pendidikan dasar di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu yang dikelola oleh pemerintah biasanya disebut Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri sedang yang kedua dikelola oleh masyarakat biasanya disebut Sekolah Dasar Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta. SD dibawah lingkup Depdiknas sedang MI dibawah lingkup Depag. disamping itu ada pula sekolah dasar dibawah lingkup Depdiknas berciri khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar Islam atau Sekolah Dasar Kristen,dll.

Dikarenakan letak geografis Indonesia maka permasalahan terbesar adalah pemerataan guru di daerah-daerah yang terpencil, parahnya lagi meskipun pemerintah menyebutkan bahwa banyak guru yang sudah diangkat menjadi pns tapi masih banyak pula guru yang belum terangkat menjadi pns, ditambah lagi adapula guru yang mendapatkan gaji hanya +Rp. 100.000,- sebulan.

Taman Dewasa atau Sekolah Menegah Pertama (SMP)
Sekolah menengah pertama (disingkat SMP;Inggris:junior high school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).
Murid kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat).
Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Di beberapa negara, SMP berlaku sebagai jembatan antara sekolah dasar dengan sekolah menengah atas. Namun istilah tersebut dapat dipergunakan secara berbeda di beberapa negara, kadang-kadang saling berbanding terbalik. Untuk negara-negara yang mempergunakan bahasa Cina, khususnya di Cina, Taiwan dan Hong Kong, juga di Italia (= scuola media), SMP berkonotasi yang sama dengan secondary school.
Oleh karenanya di beberapa istilah di pemerintahan dan institusi pendidikan, SMP adalah nama lain dari "junior high school", yang pada dasarnya suatu sekolah setelah sekolah dasar. Penamaan sebagai junior high mulai muncul sekitar tahun 1909 pada waktu pendirian sekolah Indianola Junior High School di Columbus, Ohio Sedangan konsep penamaan sebagai middle school mulai diperkenalkan pada tahun 1950 dari Bay City, Michigan.

Sejarah

Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah tingkat atas disebut sebagai meer uitgebreid lager onderwijs (MULO). Setelah Indonesia merdeka, MULO berubah menjadi sekolah menengah pertama (SMP) pada tanggal 13 Maret 1946.
Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sebutan SMP berubah menjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Setelah tahun ajaran 2003/2004, SLTP berubah lagi menjadi SMP.

Budaya

  • Sekolah menengah pertama negeri di Indonesia umumnya menggunakan seragam putih biru untuk hari hari biasa, seragam coklat untuk pramuka/hari tertentu, dan pada sekolah-sekolah tertentu menggunakan seragam putih-putih untuk upacara bendera.
  • Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum dimulai pelajaran.

Kurikulum SMP

  1. Agama
  2. Kewarganegaraan
  3. Jasmani dan Kesehatan
  4. Teknologi Informatika dan Komunikasi
  5. Bahasa Indonesia
  6. Bahasa Inggris
  7. Bahasa Daerah
  8. Bahasa Asing
  9. Matematika
  10. Ilmu Pengetahuan Alam
    1. Fisika
    2. Biologi
  11. Sejarah
  12. Ilmu Pengetahuan Sosial
    1. Geografi
    2. Ekonomi
  13. Seni Budaya dan Keterampilan
 Taman Madya atau Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah menengah atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.
Pada tahun kedua (yakni kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.
Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar pemerintah - yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP (atau sederajat) 3 tahun - maskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul

Sejarah Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah tingkat atas disebut sebagai Algemeene Middelbare School (AMS). Setelahnya, pada masa penjajahan Jepang, disebut dengan Sekolah Menengah Tinggi (SMT).
Setelah Indonesia merdeka, SMT berubah menjadi Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA) pada tanggal 13 Maret 1946. Di Jakarta, SMT yang menjadi SMOA menempati gedung PSKD di Jalan Diponegoro, di Salemba.
Dalam perjalanan waktu, SMOA kemudian berubah nama menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun pada tahun 1950, SMA pernah dikategorikan menjadi tiga, yakni SMA A, SMA B dan SMA C menurut jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Pengetahuan Sosial dan Bahasa.
Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sebutan SMA berubah menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU)
Setelah tahun ajaran 2003/2004, SMU berubah lagi menjadi SMA.

 Budaya

  • Sekolah menengah atas negeri di Indonesia umumnya menggunakan seragam putih abu-abu untuk hari hari biasa, seragam coklat untuk pramuka/ hari tertentu, dan pada sekolah-sekolah tertentu menggunakan seragam putih-putih untuk upacara bendera.
  • Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum dimulai pelajaran.

Kurikulum SMA

  1. Agama
  2. Kewarganegaraan
  3. Jasmani dan Kesehatan
  4. Teknologi Informatika dan Komunikasi
  5. Bahasa Indonesia
  6. Bahasa Inggris
  7. Bahasa Daerah
  8. Bahasa Asing
  9. Matematika
  10. Ilmu Pengetahuan Alam
    1. Fisika
    2. Biologi
    3. Kimia
  11. Sejarah
  12. Ilmu Pengetahuan Sosial
    1. Geografi
    2. Ekonomi
    3. Sosiologi

Little House on the Prairie - Serial TV tahun 80'an


Dulu sewaktu saya kecil hanya ada satu Stasiun Televisi yang bisa ditonton diwilayah saya (saya tidak tahu apakah seluruh Indonesia atau tidak) yaitu TVRI. Siarannya saat itu (kalau saya tidak salah mengingat) dari jam 15.00 - 23.00, kecuali hari Minggu mulai dari pukul 07.00 sampai tengah malam. 
Setiap hari Minggu ada beberapa acara yang paling dinantikan seperti Album Minggu, Ria Jenaka dan lainnya. Tetapi ada satu Film keluarga yang selalu muncul dari jam 12.00 yaitu "Little House on the Prairie".

Little House on The Prairie adalah drama keluarga yang paling digemari dan dinanti oleh keluarga Indonesia pada tahun 1980an. Serial ini ditayangkan setiap satu pekan sekali yaitu di Minggu siang di TVRI. Drama ini diadaptasi dari novel best seller karya Laura Ingalls Wilder dengan judul yang sama. 

Little House on The Prairie mengisahkan tentang suka duka keluarga petani sederhana yang tinggal di rumah kecil di tengah-tengah padang rumput prairie dalam mengarungi bahtera rumah tangga dan membesarkan anak-anak mereka. Tema-tema sederhana dan keseharian diangkat di serial ini sehingga membuat ceritanya begitu membumi, dan kadang menyentuh, jauh dari kesan menggurui, meski sesekali juga dibumbui oleh adegan-adegan komedi. Bersetting pada akhir tahun 1800-an di Plum Creek yang terletak dekat kota kecil 
Walnut Grove, Amerika, cerita bersentral pada keluarga Charles Philip Ingalls (Michael Landon). 

Michael Landon yang juga menjadi sutradara untuk sejumlah besar episode dicasting sebagai seorang ayah yang bijaksana dan pekerja keras dengan istrinya Laura Elisabeth Ingalls Wilder (Karen Grassle), serta empat buah hatinya Mary (Melissa Sue Anderson), Laura (Melissa Gilbert), Carrie (Lindsay dan Sidney Greenbush dan Grace (Wendi dan Brenda Turnbaugh.Tidak hanya di Indonesia, Little House on The Prairie adalah salah satu serial yang paling digemari di seluruh dunia, serial ini berakhir di tahun 1983 setelah Michael Landon memutuskan untuk berhenti bermain