Rabu, 26 September 2012

Candi Banyunibo JOGJAKARTA

 Candi Banyunibo terletak di Dusun Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Candi ini merupakan Candi Buddha warisan abad ke-9 Masehi yang kadang dijuluki “Candi Sebatang Kara”, karena letaknya yang terpencil, terpisah dari candi-candi lainnya. Candi ini sendiri ditemukan dalam bentuk reruntuhan pada bulan November 1940, dan setelah diadakan penelitian, baru bisa disusun bagian atap dan pintu candi pada tahun 1942. Pemugaran Candi Banyunibo ini berakhir pada tahun 1976.

Candi Banyunibo terdiri dari 1 candi induk, 3 candi perwara dibagian selatan dan 3 candi perwara di bagian timur (yang hanya fondasi saja). Candi induk sendiri menghadap ke arah barat. Dengan Kala Makara dibagian pintu, plus ukiran-ukiran yang termasuk ramai untuk sebuah candi seperti ini. Candi induk mempunyai ketinggian 14,25 meter dengan tinggi kaki candi 2,5 meter dan luasnya 15,325 m x 14,25 m. Di masing-masing sudut candi terdapat Jaladwara yang berfungsi sebagai saluran air hujan. Sementara bilik dalam bangunan induk berukuran 6,875 x 4,5 m. Bagian bawah candi juga banyak ukiran seperti tanaman yang keluar dari pot bunga dan berbentuk seperti lampu duduk.

Untuk candi perwaranya diperkirakan sebagian merupakan stupa yang menjadi pendamping candi induk ini. Dari arsitekturnya, Candi Banyunibo merupakan candi Buddha, ditandai dengan atap berbentuk padma dan stupa dipuncaknya.

Candi yang mempunyai arti air menetes ini adalah peninggalan Budha yang telah direstorasi dari abad ke- 9. Letaknya yang terpencil kira - kira 2 Km dari Istana Ratu Boko tepatnya di Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, candi ini memiliki kurva ramping yang berfungsi sebagai puncak candi dan merupakan daya tarik candi itu sendiri. Ditemukan dalam keadaan runtuh yang kemudian mulai diteliti dan digali pada tahun 1940, Candi banyunibo terdiri dari candi induk yang menghadap ke barat dan dikelilingi oleh 6 candi perwara berbentuk stupa yang disusun berderet pada sebelah selatan dan timur candi induk. Kaki candi dengan ketinggian 2,5 meter yang dibangun di atas lantai batu, terdapat tangga masuk pada sisi sebelah barat. Masing - masing bagian tengak sudut kaki candi (kecuali pada bagian barat), terdapat hiasan berupa Jalawara yang berfungsi sebagai saluran air hujan.

Penampil yang berfungsi sebagai pintu bilik terdapat di sisi tubuh candi dengan ukuran 11 meter, sedangkan selasar yang berfungsi sebagai lorong untuk berkeliling merupakan bagian bagian lantai atas kaki candi yang tidak tertutup oleh tubuh candi karena perbedaan ukuran luas tubuh candi yang lebih kecil dibandingkan luas kaki candi. Banyaknya ornament yang menghiasi hampir setiap bagian candi, Candi Banyunibo merupakan bangunan suci Budha yang kaya. Bermacam - macam hiasan serta relief menghiasi hampir keseluruhan bagian candi. Relief tentang seorang tokoh laki - laki yang sudah rusak dan tinggal bagian tangan kirinya menghiasi dinding bilik pintu sebelah selatan. Seorang pengiring terdapat disebelah kirinya dalam posisi duduk "ardha paryangka" dengan tangan kanan berada diatas paha kanan dan tangan kiri yang seolah - olah melindungi kantong besar. Relief ini menggambarkan dewa kurawa yang merupakan dewa kekayaan dan lebih dikenal oleh penganut budha. Diatasnya terdapat hiasan berbentuk rekalsitran atau selur gelung.

Relief tokoh wanita dalam posisi bersila terdapat disisi sebelah utara dinding, tangan kanannya bertopang di paha dan tangan kirinya menimang anak kecil. Disekeliling wanita itu terdapat anak kecil yang banyak jumlahnya dan mengerumuni wanita itu.

Rabu, 12 September 2012

PON (Pekan Olah Raga Nasional)



Pekan Olahraga Nasional (disingkat PON) adalah pesta olahraga nasional di Indonesia yang diadakan setiap empat tahun sekali dan diikuti seluruh provinsi di Indonesia.
Penyelengaraan PON I
Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) - keduanya telah dilebur dan saat ini menjadi KONI - mempersiapkan para atlet Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London pada tahun 1948. Usaha Indonesia untuk mengikuti olimpiade pada saat itu menemui banyak kesulitan. PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan yang disebut terakhir ini menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo.
Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu PORI ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938 (yang terkenal dengan nama ISI Sportweek atau Pekan Olahraga ISI).
Dilihat dari penyediaan sarana olahraga, pada saat itu Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang. Pada saat itu Stadion Sriwedari termasuk kota dengan fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI berkedudukan di Solo sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8 sampai dengan 12 September 1948.
Selain itu PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih dapat membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.
Lokasi

Games
Tuan rumah
Provinsi
Tanggal
Juara Umum
I
Surakarta
Description: Lambang Provinsi Jawa TengahJawa Tengah
8 September - 12 September 1948
Jawa Tengah
II
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
21 Oktober28 Oktober 1951
Jawa Barat
III
Medan
Description: Lambang Provinsi Sumatera UtaraSumatera Utara
20 September - 27 September 1953
Jawa Barat
IV
Makassar
Description: Lambang Provinsi Sulawesi SelatanSulawesi Selatan
27 September - 6 Oktober 1957
Jakarta
V
Bandung
Description: Lambang Provinsi Jawa BaratJawa Barat
23 September - 1 Oktober 1961
Jawa Barat
VI 1
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
8 Oktober - 10 November 1965
-
VII
Surabaya
Description: Lambang Provinsi Jawa TimurJawa Timur
26 Agustus - 6 September 1969
Jakarta
VIII
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
4 Agustus - 15 Agustus 1973
Jakarta
IX
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
23 Juli - 3 Agustus 1977
Jakarta
X
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
19 September - 30 September 1981
Jakarta
XI
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
9 September - 20 September 1985
Jakarta
XII
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
18 Oktober - 28 Oktober 1989
Jakarta
XIII
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
9 September - 19 September 1993
Jakarta
XIV
Jakarta
Description: Lambang Provinsi DKI JakartaJakarta
9 September - 25 September 1996
Jakarta
XV
Surabaya
Description: Lambang Provinsi Jawa TimurJawa Timur
19 - 30 Juni 2000
Jawa Timur
XVI
Palembang
Description: Lambang Provinsi Sumatera SelatanSumatera Selatan
2 September - 14 September 2004
Jakarta
XVII
Samarinda
Description: Lambang Provinsi Kalimantan TimurKalimantan Timur
6 Juli - 17 Juli 2008
Jawa Timur
XVIII
Pekanbaru, Bengkalis & Dumai
Description: Lambang Provinsi RiauRiau
9 September - 20 September 2012
sedang berlangsung
XIX[1]
Bandung
Description: Lambang Provinsi Jawa BaratJawa Barat
2016
belum berlangsung
XX2
Banda Aceh
Description: Lambang Provinsi AcehAceh
2020
belum berlangsung
XXI
Akan diumumkan tahun 2016

2024

1dibatalkan karena peristiwa G30S 2