Dulu waktu kecil saya sering mandi disebuah sumber air atau sering disebut sendang yang terletak disebuah tempat dekat dengan tempat tinggal saya. Belum lama saya tahu legenda tentang sumber air itu sebagai berikut.
Sendang Senuko dan makam Raden Bagus Khasantuka berada dalam satu kompleks. Letak keduanya secara administratif berada di Dusun Senuko, Kalurahan Sidoagung, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Lokasi tersebut berada di sisi barat Dusun Senuko. Tempat ini dapat dijangkau dengan mengikuti Jalan Raya Pingit-Godean. Sebelum sampai di Pasar Godean akan ditemukan papan petunjuk lokasi menuju Sendang Senuko atau Makam Raden Bagus Khasantuka. Pengunjung tinggal mengikuti papan petunjuk tersebut.
Pada intinya kompleks petilasan di Senuko ini terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah makam dari Raden Bagus Khasantuka. Sedangkan kelompok kedua adalah Sendang Senuko.
Makam RB. Khasantuka terletak di lereng atas dari Sendang Senuko. Sementara Sendang Senuko berada di bawah makam RB. Khasantuka. Makam RB. Khasantuka diberi pengaman berupa pagar besi. Makam ini berada di bawah pohon beringin.
Nisan R. Bagus Khasantuka berukuran panjang sekitar 150 cm, lebar 60 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat sekitar 70 Cm. Di bawah (selatan) pusara atau nisan R. Bagus Khasantuka ini juga terdapat dua buah nisan yang menurut sumber setempat merupakan makam dari tulang-tulang yang ditemukan ketika dilakukan pemugaran makam R. Bagus Khasantuka. Kedua makam ini berada di sisi luar dari pagar makam R. Bagus Khasantuka.
Sendang Kebagusan yang terletak di bawah makam memiliki ukuran sekitar 400 Cm x 500 Cm. Dinding sendang terbuat dari pasangan batu bata yang diplester semen. Sendang juga dilengkapi dengan kamar-kamar mandi/WC di sisi barat. Kecuali itu sendang juga dilengkapi dengan tempat istirarat berupa bangunan tanpa dinding di sisi timurnya. Kompleks ini juga dilengkapi dengan tempat parkir yang lumayan luas di sisi selatan sendang. Akses jalan menuju sendang ini cukup bagus, yakni berupa jalan dusun yang telah diperkeras dengan konblok maupun aspal.
Sendang Kebagusan dan makam yang terdapat di atasnya tidak lepas dari peran atau kehidupan tokoh yang bernama Raden Bagus Khasantuka. Disebut-sebut bahwa tokoh ini merupakan keturunan Sunan Amangkurat Mas/Sunan Amangkurat III (1703-1708) yang bertahta di Mataram Kartasura dan akhirnya dibuang Belanda ke Srilangka.
Tidak ada keterangan yang akurat mengapa R. Bagus Khasantuka selaku keturunan Sunan Amangkurat Mas ini bisa sampai di Senuko. Kemungkinan besar ia memang menjadi tokoh yang senang mengembara, lalu sampai di tempat ini. Ia juga dikenal sebagai ulama yang mendapat banyak ilmu dari ulama-ulama senior pada zamannya. Bahkan ia disebut-sebut masih datu trah dengan pimpinan pondok pesantren Watu Congol, Magelang.
Menurut sumber setempat Sendang Senuko dulunya merupakan mata air yang sering digunakan untuk berwudhu R. Bagus Khasantuka sebelum ia menjalankan ibadah shalat lima waktu. Kini air dari sendang ini banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari masyarakat setempat. Sekalipun demikian hingga kini masih cukup banyak orang yang datang ke tempat ini untuk berziarah, tetirah, dan semacamnya.