Rabu, 06 April 2011

Tugu Muda - Semarang

Pulang dari Kalimantan ke Jogja satu sebaliknya jika naik kapal Laut selalu Semarang yang menjadi tujuan berlabuhnya kapal yaitu pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tak lengkap jika menceritakan kota Semarang tanpa menceritakan Icon Kota Semarang yaitu Tugu Muda.
 
Tugu Muda adalah sebuah monumen di Semarang, berlokasi di pusat bundaran tugu muda. Monumen ini dibangun di tahun 1953 untuk mengenang heroisme pejuang Semarang melawan penjajah Jepang yang dikenal sebagai pertempuran selama lima hari di kota Semarang dari tanggal 14-19 Oktober 1945.
Merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu. Bangunan yang berada disekitar tugumuda adalah lawang sewu, Kantor BDNI, bakal Rumah Dinas Gubernur Jateng, Museum Manggala Bakti dan Katedral.
 Bermula dari ide untuk mendirikan monumen yang memperingati peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang. Pada tanggal 28 Oktober 1945, Gubbernur Jawa Twngah, Mr. Wongsonegoro meletakkaan batu pertama pada lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, namun karena kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana.

Tahun 1951, Walikota Semarang, Hadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi sekarang ini. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro. Batu yang digunakan antara lain didatangkan dari kaliuang dan Paker. Tanggal 10 Nopember 1951, diletakkan batu pertama oleh Gubernur Jateng Boediono dan pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Tugu Muda diresmikaan oleh Soekarno, Presiden Republik Indonesia. Hingga sekarang, cukup banyak perubahan yang telah dilakukan terhadap arca di sekitar tugu muda, antatra lain pembuatan taman dan kolam.

Bangunan ini sampai sekarang masih berdiri tegak di tengah persimpangan Jalan Sutomo, Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Soegiyapranoto, para pejuang dari Semarang (waktu itu) pantang menyerah, penjajahan Jepang dilawan sampai titik darah penghabisan, dan heroisme masyarakat setempat ketika melawan penjajah dikenal sebagai pertempuran lima hari dari tanggal 14-18 Oktober 1945.

Menurut dia, Tugu Muda Semarang berbentuk lilin mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam.

Pada kaki tugu ini terdapat relief yang menggambarkan kesengsaraan rakyat Indonesia saat adanya penjajahan Jepang.

Tugu Muda Semarang, oleh Pemprov Jateng dijadikan salah satu di antara beberapa daya tarik wisata yang ada di Kota Semarang.

Selain bangunan tugu tersebut, beberapa gedung-gedung lama peninggalan Belanda yang ada di sudut-sudut Kota Semarang, dan kini ada yang dijadikan hotel, rumah tinggal dan perkantoran juga dijadikan salah satu daya tarik wisata bagi daerah ini.

Gedung-gedung lama itu di antaranya dapat ditemui di sekitar Johar dalam jumlah yang masih banyak.

Karena banyaknya gedung-gedung tua ini, maka kawasan Johar disebut juga sebagai "Kawasan Kota Lama”