Disitu saya diajak kawan tuk melihat tatung serta mengabadikannya.
Tetapi pada posting ini saya kebetulan mendapatkan cerita Cap Go Meh di Singkawang dan Jogjakarta tahun lalu dari Kompas.Com dan saya kopaskan saja disini.
Cap Go Meh Singkawang Menjadi Daya Tarik Wisata
Perayaan Cap Go Meh 2561 tahun 2010 ini di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan dari luar daerah. Selama beberapa hari, Kota Singkawang dipenuhi wisatawan.
Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Minggu (28/2), dipusatkan di Jalan Diponegoro, dengan acara arak-arakan tatung dari komunitas-komunitas budaya. Tatung adalah orang yang dirasuki roh halus sehingga memiliki kekebalan tubuh dan tidak merasakan sakit saat duduk atau berdiri di atas pedang atau pipi ditusuk bilah-bilah besi panjang.
Ketua Panitia Cap Go Meh Kota Singkawang Lio Kurniawan mengatakan, arak-arakan tatung tahun ini didaftarkan ke Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) untuk memecahkan rekor jumlah tatung terbanyak. ”Jumlah tatung yang mendaftar ke panitia sebanyak 777, tetapi Muri menghitung sendiri saat perarakan dan akan diumumkan pada Minggu malam,” ujar Lio.
Arak-arakan tatung yang didampingi oleh belasan atau puluhan pengiring dari tiap komunitas mendapatkan perhatian luar biasa dari wisatawan. Para tatung mempertontonkan atraksi kekebalan tubuh. Selama arak- arakan tatung yang diperkirakan disaksikan 200.000 orang itu, lalu lintas dari dan ke Jalan Diponegoro ditutup.
Sebelum perayaan Cap Go Meh, Singkawang ramai dipadati wisatawan karena panitia juga menggelar berbagai acara.
Sekitar 20.000 warga memadati Stadion Kridasana untuk menyaksikan berbagai atraksi, antara lain peragaan busana batik singkawang, pesta kembang api, dan perlombaan karaoke tingkat ASEAN. Selain itu, penyerahan penghargaan Muri untuk lampion raksasa berukuran tinggi 22 meter dan diameter 32 meter serta kue keranjang raksasa dengan berat 8.735 ton.
Di Yogyakarta, aksi naga lampion berwarna kuning keemasan sepanjang 131,05 meter yang meliuk-liuk di ruas Jalan Malioboro menutup acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, 23-27 Februari. Naga yang dilengkapi sekitar 3.000 lampu ini memecahkan rekor naga lampion terpanjang di Indonesia.
Naga lampion diarak bergantian oleh ratusan orang mulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali melalui Jalan Malioboro hingga ke kawasan Titik Nol Kota Yogyakarta, Sabtu (27/2) malam. Acara itu juga dihadiri Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X serta Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto.
Awalnya, naga lampion itu dibuat sepanjang 126 meter. Namun, setelah diukur oleh tim dari Muri, panjangnya 131,05 meter dan tercatat sebagai naga lampion terpanjang.
http://travel.kompas.com/read/2010/03/01/21591577/Cap.Go.Meh.Singkawang.Menjadi.Daya.Tarik.Wisata